The Power of Mother
Izinkan Aku Bersamamu Lebih Lama Ibu
Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu
Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu…Oh ibu...
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu…Oh ibu...
Sebait
lagu ibu, mengingatkan tentang satu rindu padamu ibu. Ketika tubuhmu tak lagi
sekuat baja, teringat akan wanita penuh cinta, dialah ibu wanita terindah calon
penghuni surga. Kasih sayangmu sepanjang
masa bagai mentari bersinar tanpa balas jasa. Terbayang akan keriput kecil di
wajah tuamu. Ketika tubuh tuamu tak sanggup lagi menggendong tubuh kecil ini, tersadarku
kini kau tak muda lagi. Bidadari kecilmu telah beranjak dewasa, tak lagi tubuh
ini meminta gendong pada pundak kuatmu, tak lagi tangan kecil ini menarik-narik
lengan bajumu, merenggek-renggek meminta ditemani bermain, hingga tak peduli
lelah pada tubuh rentamu, tak kau dengar lagi ocehan nakal dari suara kecil
buah hatimu. Apakah kau merindukan semua hal itu ibu?
Jujur
saja, aku rindu. Rinduku sepenuh hati pada masa itu, rinduku meluapkan amarahku
pada waktu yang terus berputar yang merogoh usiamu, begitu pula usiaku, namun
aku belum sanggup berbuat hal yang membuatmu bisa bangga padaku. Ibu.. aku haus
akan omelan-omelan mu yang memekakkan telingaku. Ketika kau memarahiku, saat
buah hati kecilmu bandel tidak mendengarkan nasehat-nasehatmu. Hahaha..
teringat akan semua hal itu, aku hanya tersipu malu, ooh.. sudah dewasakah
anakmu ibu? Hingga jarang sekali aku dengar teriakan bahkan omelanmu padaku
lagi. Mungkin aku sudah teralu besar untuk dimarahi layaknya anak kecilmu dulu.
Haruskah aku mencari kesalahan yang membuat omelanmu kembali kudengar, hingga
kau berkata,’’ Dasar anak bandel, tidak mendengar kata ibu’’. Jika saja jam
dinding dapat berbicara, maka ia akan berkata,’’Aku akan merasakan kerinduan
yang sama pada Ibumu yang tulus mencintaimu’’.
Akan
kah ku bercerita pada jam dinding itu, untuk memutar kembali lembaran lama yang
telah aku lalui dengan sia-sia tidak menuruti semua nasehat-nasehat yang telah engkau
sampaikan padaku. Akankah lembaran putih yang telah Tuhan sediakan telah aku
nodai dengan sikap yang kasar dan melawan kata-katamu? Entah lah.
‘’Ya
Tuhan, anak macam apa aku ini?’’ Tidakkah aku tersadar, rambutmu sudah memutih,
kulitmu telah mengeriput dan tulangmu telah renta. Usia telah memakan
kecantikan wajahmu, namun aku yakin kasih sayangmu tak pernah termakan layaknya
usiamu, kau akan hidup disanubari anakmu ibu. Kau akan selau cantik di luar dan
di dalam hati anakmu ini. Maafkan atas semua khilaf anakmu Ibu..
Ahh..
Ibu adalah wanita tersabar dipelosok negri yang pernah kukenal, sejak kepergian
ayah delapan tahun yang lalu, ibu tidak pernah sekalipun melihatkan
kesedihannya pada kami, kelima anak ibu. Hingga aku memutuskan memilih sekolah
di luar kota dan berpisah dengan ibu. Aku bepikir hanya baktiku pada ibu yang
dapat aku lakukan saat itu. Mendapatkan beasiswa bersekolah di luar kota,
inilah jalan yang dapat kutempuh dengan tidak membebankan wanita yang paling
kucintai di negeri ini.
***
Tangisan
panjang mengalun sunyi di malam itu, saat aku melayarkan sajadah panjang pada
sholat malamku yang penuh kerinduan pada Ibuku. Tuhan mendengar pengaduan
hambaNya yang rindu pada kasih sayang Ibunda. Entah mimpi apa aku malam itu,
pikiran ku melayang terus memikirkan tentang Ibu. Lamunanku pada sosok wanita
terhebat dalam hidupku terhenti ketika, ‘’Kringgg...kringgg..kringggg panggilan
panjang alunan ayat suci surah ar-rahman terdengar dari ringtone handponeku
berdering, membuat hati ini tehenyak kaget,
‘’Assalamulaikum warohmatullahhiwabarokatuh’’ dengan tenang aku menjawab
telepon dari seseorang di seberang sana. Seperti petir yang menyambar seluruh
tulang dan meremuk jantungku, berita yang tidak ingin kudengar selama aku
berada di negeri perantaun, meninggalkan kampung halaman demi mengejar
cita-cita menggapai kebanggaan untuk Ibunda tercinta. ‘’Ibu mu kecelakaan,
terdengar dari seberang sana memberitahu berita buruk itu, dan sekarang lagi
dirawat di Rumah Sakit.’’ Masyaallah....
Tulangku
lemas terasa tak bernyawa, senyawa dalam tubuh ini melayang mencari kebenaran
tentang berita buruk itu. Bibir ini terus beristifar, ASTAFIRULLAH’’ Ya Tuhan
apa rencana Mu kali ini? Jangan biarkan ini terjadi lagi. Ayah telah pergi, aku
tidak ingin kehilangan Ibuku lagi.
Manusia
berencana namun Tuhan menentukannya. Rencana Tuhan lebih indah dari rencana
manusia itu sendiri. Dengan berbekal keyakinan dan kesabaran, aku kembali ke kampung
halamanku dengan prasangka huznuzon segala yang tejadi adalah kehendak Tuhan,
tidak seorang umatNya dapat menghindar dari kekuasaan takdir yang telah Dia
takdirkan. Tuhan Maha mengetahui hal apapun yang terbaik untuk hambaNya.
***
Seorang
anak adalah permata terindah yang dimiliki setiap orang tua. Kudekap erat tubuh
renta yang terbaring di ranjang kamar ICU kala itu, segera kugenggang tangan
lembut penuh kehangatan itu dan berkata, ‘’ibu, apa ibu baik-baik saja?’’ Fitri
di sini ibu, anakmu datang menjenguk ibu,’’ tak terasa air mata mengalir
membasahi pipi ini, teringat akan dua puluh tahun yang lalu saat ibu menunggu
di sebelah ranjang tidurku menemaniku sepanjang malam, saat aku terserang demam
malaria yang tinggi dan tidak bisa tidur dengan lelap, wanita yang kuat menemaniku
sepanjang malam hanyalah Ibu.
Ku
tarik selimut tebal di ranjang ibu dan kuperbaiki pula letak bantal di kepala
ibunda tersayang, tidak lupa kukecup kening yang telah keriput dengan
kehangatan seorang anak yang penuh kerinduan. Surah ar-rahman menemani kami
malam itu, kubaca dengan alunan merdu di samping ibu.
‘’Fit..fitri..anak..kuu,’’ sayup-sayup kudengar suara yang menghentikan bacaan
al-qura’anku saat itu, segera saja kudekap erat ibuku, rasa kerinduan yang
mendalam aku luapkan dengan ucapan rasa syukur pada Tuhan,’’Alhamdullilah,
terima kasih ya Allah’’, bisik ku. Engkau telah memberi kesempatan padaku
bertemu pada ibu, memberi hidayah padaku untuk lebih berbakti pada ibu. Berilah
kemudahan padaku untuk menjadi anak yang solehah dan limpahkan padanya umur
yang panjang,’’Aminn yaa Rabb,’’ Doaku pada dekapan hangat ibu memecahkan
lamunaku ketika ibu berkata,’’ Fitri sehat nak, sudah makan belum?’’
Subhannallah,
ketika kecelakaan yang menimpa padamu ibu, kau masih saja memikirkan keadaan
anakmu ini. Ya Tuhan, terima kasih, Engkau kirimkan wanita terhebat yang begitu
mencintaiku. Jangan Engkau ambil dirinya sebelum aku menunjukkan rasa baktiku
padanya Tuhan.
***
Ibu...
maafkan aku, ketika peluhmu menetas membasahi diri, tak sempat diriku menyekanya
karena sibuk dengan aktifitas kampusku. Ibu, aku berjanji akan meluangkan waktu
untuk menelponmu walau hanya lima menit saja dalam sehari. Aku akan menjengukmu
setiap waktu yang kubisa. Akan aku luangkan waktu ini untukmu. Selama nafas ini
bersamaku, izinkan aku berbakti padamu. Izinkan tubuh ini memeluk erat tubuhmu,
tangan ini memegang erat tanganmu, bahu ini memikul bebanmu, telinga ini
mendengar nasehat-nasehat darimu, kaki ini melangkah pulang menjengukmu, mata
ini melihat wajah cantikmu, dan seluruh tubuh ini menyeka peluh yang membasahi
tubuhmu, izinkan anakmu ini berbakti padamu hingga akhir hayatnya ibu. Izinkan
aku Ibu....
Segala
kejadian yang terjadi dalam kehidupan akan kupetik sebagai buah yang manis,
menjadi sebuah hidayah yang berharga, akan aku jadikan sebuah pelajaran yang
menyenangkan. Aku tahu, tidak ada seorang bayi yang berjalan tanpa belajar
merangkak. Begitu pula dalam setiap langkah hidupku, aku tidak akan tahu
bagaimana pahitnya cobaan dan ujian tanpa menjalaninya terlebih dulu. Doa
seorang ibu adalah kekuatan seorang anak untuk melewati ujian demi ujian
kehidupan, karena ridho Allah hanya pada keridhoan ibu untuk anaknya.
Sebagaimana Allah tahu kamu letih, Allah tahu kamu susah tapi Allah takkan
menguji kamu dengan sesuatu di luar kemampuanmu.
Kali
ini sebuah untaian puisi persembahan spesial di hari ibu, ku ciptakan puisi
cinta untuk seluruh wanita terhebat. Persembahan puisi ini, akan kupersembahkan
untuk seluruh ibu yang ada di muka bumi, dengan harapan agar seluruh anak di pelosok
negri dapat berbakti kepada kedua orang tuanya. Tulus mencintai ibunda mereka
dengan kasih sayang yang tak pernah padam sepanjang masa.
Ibuku
Maafkanku, bila aku sering melukai perasaanmu...
Maafkanku, senantiasa mengecewakanmu...
Maafkan, anakmu ini...
Ibu...
Sinar cintamu, senantiasa kupeluk erat...
Maafkanku, bila aku sering melukai perasaanmu...
Maafkanku, senantiasa mengecewakanmu...
Maafkan, anakmu ini...
Ibu...
Sinar cintamu, senantiasa kupeluk erat...
Jika
kau bintang walau tertutup awan akan tetap bersinar...
Serta
cintamu kan terus bercahaya di hati, kekal serta abadi...
***
0 komentar:
Posting Komentar