Keselarasan
Visi dan Misi Orang tua Peserta Didik dengan Guru JSIT Dalam Mendidik Kids Jaman
Now melalui Qur’an dan Hadist Untuk Mewujudkan Generasi Qur’ani
Arus
globalisasi saat ini telah menginfeksi seluruh umat manusia di dunia. Pesatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sejalan dengan kesiapan dan
kebijaksanaan umat manusia dalam menghadapi era globalisasi saat ini, terutama
pada anak muda generasi masa kini yang disebut ‘kids jaman now’. Ketika usia
anak menginjak usia enam sampai pubertas, salah satu ahli psikososial bernama
Erikson mengatakan bahwa anak usia tersebut mulai rentan dihantam virus hedonis
atau generasi yang gemar memberitakan kepada khalayak apa yang sedang mereka
alami, rasakan, dan perbuat. Terlihat mereka mulai suka mengunggah aktifitasya di
youtobe, instagram, twitter, vloger, dsb, seolah-olah mencoba peruntungannya
menjajal eksistensi di dunia maya.
Problematika
publik saat ini sedang merasakan riuhnya pembahasan mengenai ‘kids jaman now’.
Like, follow, subscribe, endorse adalah salah satu hal yang dikaitkan dengan
aktifitas mereka agar mendapatkan banyak sorotan dari publik, bahkan ada yang
ingin meraup keuntungan berupa puing-puing rupiah melalui eksistensi dari apa
yang mereka buat. Bahkan ada yang melanggar hukum syara’ dari postingan-
postingan yang mereka upload di media sosial. Mulai dari vlog bersama pacar,
selfie dan wefie mengikuti budaya barat dalam rangka aktualiasasi diri, bahkan
ada yang memamerkan adegan yang tidak sesuai syariat islam hanya demi
eksistensi diri.
Mengapa
kids jaman now haus akan eksistensi diri? Ada beberapa faktor yang mendorong
sang anak berprilaku demikian, yakni: (1) kurang perhatian dari orang tua dan
sekitar; (2) terpapar gadget; (3) menyalurkan hobi dan mencari uang saku. Pertanyaan
di atas menjadi salah satu PR bagi orang tua di rumah maupun guru di sekolah
islam, bagaimana mendidik generasi muda yang berkarakter qurani bukan generasi
yang haus akan eksistensi diri. Perkembangan zaman akan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang pesat saat
ini, mengharuskan para orang tua di rumah maupun guru di sekolah islam harus siap
siaga menghadapi perubahan pola tingkah laku anak-anak yang terpapar virus kekinian,
sehingga mereka tidak salah arah dan tumbuh menjadi generasi zaman sekarang, atau
yang dikenal dengan sebutan ‘kids jaman now’.
Peran
orang tua sangatlah besar dalam hal ini, yaitu mengenalkan anak tentang tauhid
(konsep ketuhanan) sejak dini, mendidik anak tentang kewajiban shalat, puasa
dan mempelajari al-quran dan hadist, mengajarkan ahlak mulia seperti berprilaku
sopan dan berbakti kepada orang tua, serta mengajarkan cara pergaulan dan
adab-adab yang baik dan sesuai syariat agama. Mengenalkan dan mendidik anak
dengan pendidikan islam sejak dini merupakan jurus ampuh yang dapat ditembuh
para orang tua demi membangun generasi qur’ani. Dalam sebuah hadist, Rasulullah
SAW berkata ‘’Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka
ia akan datang pada hari kiamat bersamaku. ‘’Kemudian Anas bin Malik berkata:
Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.’’ (HR.Muslim)
Disinilah
peran guru-guru di sekolah JSIT menselaraskan visi dan misi orang tua peserta
didik untuk membangun genarasi qur’ani. Dalam hal ini, para guru dapat dengan
mudah mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik yang berorientasikan pada
pengajaran Al’quran dan hadist melalui ibadah yang maksimal seperti hapalan
al’quran yang banyak, tilawah qur’an yang
terarah, amalan sunnah yang diperbanyak, serta torehan prestasi yang
membanggakan dan bermanfaat bagi orang banyak, sehingga karakter qur’ani yang
ditanamakan oleh orang tua di rumah dapat tercapai secara optimal oleh peran
guru-guru di sekolah JSIT. Merujuk pada hal tersebut, Allah SWT berfirman yang
artinya ‘’Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan
bertawakallah kepadaKu hai orang-orang yang berakal’’ (2:197)
Pada dasarnya, siswa SD merupakan usia yang
berada pada rentangan usia dini, dimana usia ini merupakan fase perkembangan
anak yang pendek namun merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi kepribadian anak
ketika menginjak usia dewasa, yaitu orang tua yang melahirkannya serta
lingkungan yang membesarkannya. Oleh karena itu, sangatlah penting keselarasan
visi dan misi antara orang tua dan guru di sekolah dalam mendidik peserta didik
demi mewujdukan generasi qur’ani. Dalam sebuah hadist mengatakan ‘’Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia
(memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau (memilili
karakter) majusi” – (HR.Muslim)
Berdasarkan
pemaparan di atas, dapat kita artikan bahwa menyelaraskan visi dan misi antara
orang tua dan guru di sekolah dalam mendidik peserta didik demi mewujudkan
generasi qur’ani sangatlah penting. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
dalam mewujudkannya, antara lain:
1. Ajarkan
mereka “Mengapa Mencintai Al Quran”
Luangkan
waktu bersama mereka untuk membaca dan menjelaskan arti dari surah- surah dalam
Al Quran yang sedang mereka hafal. Dengan mecintai dan memahami artinya, hal
tersebut akan menumbuhkan rasa kecintaan di dalam hati mereka.
2.
Ajarkan mereka “Menghormati Al Quran”
Tanamankan
kebiasaan yang baik sejak dini, yaitu mereka sudah terbiasa memegang Al Quran
dengan penuh hormat, meletakkannya lebih tinggi dari buku atau barang yang
lain.
Membaca
Al Quran dengan penuh kekhusyukan, adab yang baik dalam beinteraksi dengan Al
Quran.
3.
Ajarkan Al Quran Sejak Dini
Biasakan
telinga mereka dengan murotal ayat-ayat Al Quran, dengan kebiasaan mendengar Al
Quran sejak dini, maka mereka akan mulai untuk membaca dan menghafal Al Quran
sejak dini. Mereka akan tumbuh dengan Al Quran sejak dini.
4. Ajarkan
Mereka Dengan Penuh Cinta
Hendaklah
kenalkan Al Quran dengan mereka dengan penuh kesabaran dan cinta. Hindari
kesalahan untuk menghukum mereka karena tidak menghafal sesuai target hafalan,
atau karena mereka salah dalam membaca Al Quran. Berilah penghargaan atau
ucapan selamat berupa hadiah kecil yang dapat memotivasi mereka untuk belajar
dan menghafal Al Quran. Agar mereka tetap istiqamah dalam membaca dan
mengamalkan Al Quran.
5.
Ajarkan Mereka dengan “Cara Mereka”
Berbagai
metode dapat dilakukan orang tua dalam mengajarkan Al Quran kepada anak-anak
mereka. Namun, hal terpenting yang dapat dilakukan adalah cobalah untuk
menyesuaikan cara mengajar dengan metode belajar mereka, agar mereka lebih
senang dan termotivasi untuk terus belajar Al Quran.
6. Berdoa
Jangan lupa untuk terus
mendo’akan putra dan putri kita agar dapat menjadi hafidz dan hafidzah
penghafal Al Quran yang merupakan panduan hidup umat islam.