Kamis, 22 Februari 2018

Mendidik Kids Jaman Now melalui Qur’an dan Hadist Untuk Mewujudkan Generasi Qur’ani


Keselarasan Visi dan Misi Orang tua Peserta Didik dengan Guru JSIT Dalam Mendidik Kids Jaman Now melalui Qur’an dan Hadist Untuk Mewujudkan Generasi Qur’ani

Arus globalisasi saat ini telah menginfeksi seluruh umat manusia di dunia. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sejalan dengan kesiapan dan kebijaksanaan umat manusia dalam menghadapi era globalisasi saat ini, terutama pada anak muda generasi masa kini yang disebut ‘kids jaman now’. Ketika usia anak menginjak usia enam sampai pubertas, salah satu ahli psikososial bernama Erikson mengatakan bahwa anak usia tersebut mulai rentan dihantam virus hedonis atau generasi yang gemar memberitakan kepada khalayak apa yang sedang mereka alami, rasakan, dan perbuat. Terlihat mereka mulai suka mengunggah aktifitasya di youtobe, instagram, twitter, vloger, dsb, seolah-olah mencoba peruntungannya menjajal eksistensi  di dunia maya.
Problematika publik saat ini sedang merasakan riuhnya pembahasan mengenai ‘kids jaman now’. Like, follow, subscribe, endorse adalah salah satu hal yang dikaitkan dengan aktifitas mereka agar mendapatkan banyak sorotan dari publik, bahkan ada yang ingin meraup keuntungan berupa puing-puing rupiah melalui eksistensi dari apa yang mereka buat. Bahkan ada yang melanggar hukum syara’ dari postingan- postingan yang mereka upload di media sosial. Mulai dari vlog bersama pacar, selfie dan wefie mengikuti budaya barat dalam rangka aktualiasasi diri, bahkan ada yang memamerkan adegan yang tidak sesuai syariat islam hanya demi eksistensi diri.
Mengapa kids jaman now haus akan eksistensi diri? Ada beberapa faktor yang mendorong sang anak berprilaku demikian, yakni: (1) kurang perhatian dari orang tua dan sekitar; (2) terpapar gadget; (3) menyalurkan hobi dan mencari uang saku. Pertanyaan di atas menjadi salah satu PR bagi orang tua di rumah maupun guru di sekolah islam, bagaimana mendidik generasi muda yang berkarakter qurani bukan generasi yang haus akan eksistensi diri. Perkembangan zaman akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang pesat saat ini, mengharuskan para orang tua di rumah maupun guru di sekolah islam harus siap siaga menghadapi perubahan pola tingkah laku anak-anak yang terpapar virus kekinian, sehingga mereka tidak salah arah dan tumbuh menjadi generasi zaman sekarang, atau yang dikenal dengan sebutan ‘kids jaman now’.
Peran orang tua sangatlah besar dalam hal ini, yaitu mengenalkan anak tentang tauhid (konsep ketuhanan) sejak dini, mendidik anak tentang kewajiban shalat, puasa dan mempelajari al-quran dan hadist, mengajarkan ahlak mulia seperti berprilaku sopan dan berbakti kepada orang tua, serta mengajarkan cara pergaulan dan adab-adab yang baik dan sesuai syariat agama. Mengenalkan dan mendidik anak dengan pendidikan islam sejak dini merupakan jurus ampuh yang dapat ditembuh para orang tua demi membangun generasi qur’ani. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW berkata ‘’Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku. ‘’Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.’’ (HR.Muslim)
Disinilah peran guru-guru di sekolah JSIT menselaraskan visi dan misi orang tua peserta didik untuk membangun genarasi qur’ani. Dalam hal ini, para guru dapat dengan mudah mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik yang berorientasikan pada pengajaran Al’quran dan hadist melalui ibadah yang maksimal seperti hapalan al’quran yang banyak,  tilawah qur’an yang terarah, amalan sunnah yang diperbanyak, serta torehan prestasi yang membanggakan dan bermanfaat bagi orang banyak, sehingga karakter qur’ani yang ditanamakan oleh orang tua di rumah dapat tercapai secara optimal oleh peran guru-guru di sekolah JSIT. Merujuk pada hal tersebut, Allah SWT berfirman yang artinya ‘’Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertawakallah kepadaKu hai orang-orang yang berakal’’ (2:197)
 Pada dasarnya, siswa SD merupakan usia yang berada pada rentangan usia dini, dimana usia ini merupakan fase perkembangan anak yang pendek namun merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi kepribadian anak ketika menginjak usia dewasa, yaitu orang tua yang melahirkannya serta lingkungan yang membesarkannya. Oleh karena itu, sangatlah penting keselarasan visi dan misi antara orang tua dan guru di sekolah dalam mendidik peserta didik demi mewujdukan generasi qur’ani. Dalam sebuah hadist mengatakan ‘’Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau (memilili karakter) majusi” – (HR.Muslim)
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita artikan bahwa menyelaraskan visi dan misi antara orang tua dan guru di sekolah dalam mendidik peserta didik demi mewujudkan generasi qur’ani sangatlah penting. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkannya, antara lain:
1.      Ajarkan mereka “Mengapa Mencintai Al Quran”
Luangkan waktu bersama mereka untuk membaca dan menjelaskan arti dari surah- surah dalam Al Quran yang sedang mereka hafal. Dengan mecintai dan memahami artinya, hal tersebut akan menumbuhkan rasa kecintaan di dalam hati mereka.

2.      Ajarkan mereka “Menghormati Al Quran”
Tanamankan kebiasaan yang baik sejak dini, yaitu mereka sudah terbiasa memegang Al Quran dengan penuh hormat, meletakkannya lebih tinggi dari buku atau barang yang lain.
Membaca Al Quran dengan penuh kekhusyukan, adab yang baik dalam beinteraksi dengan Al Quran.

3.      Ajarkan Al Quran Sejak Dini
Biasakan telinga mereka dengan murotal ayat-ayat Al Quran, dengan kebiasaan mendengar Al Quran sejak dini, maka mereka akan mulai untuk membaca dan menghafal Al Quran sejak dini. Mereka akan tumbuh dengan Al Quran sejak dini.

4.      Ajarkan Mereka Dengan Penuh Cinta
Hendaklah kenalkan Al Quran dengan mereka dengan penuh kesabaran dan cinta. Hindari kesalahan untuk menghukum mereka karena tidak menghafal sesuai target hafalan, atau karena mereka salah dalam membaca Al Quran. Berilah penghargaan atau ucapan selamat berupa hadiah kecil yang dapat memotivasi mereka untuk belajar dan menghafal Al Quran. Agar mereka tetap istiqamah dalam membaca dan mengamalkan Al Quran.

5.      Ajarkan Mereka dengan “Cara Mereka”
Berbagai metode dapat dilakukan orang tua dalam mengajarkan Al Quran kepada anak-anak mereka. Namun, hal terpenting yang dapat dilakukan adalah cobalah untuk menyesuaikan cara mengajar dengan metode belajar mereka, agar mereka lebih senang dan termotivasi untuk terus belajar Al Quran.

6.      Berdoa
Jangan lupa untuk terus mendo’akan putra dan putri kita agar dapat menjadi hafidz dan hafidzah penghafal Al Quran yang merupakan panduan hidup umat islam.