Sabtu, 15 Juli 2023

Rumah Tak Berjendela

 

Rumah Tak Berjendela

Oleh: Imayuima

Rapuh…

Mungkin kata yang mewakili jiwaku kala itu. Fajar mulai menyapa dikala hati sedang berduka. Hari itu, hariku terasa murka. Kilauan mentari tampak mulai menampakkan sinarnya. Namun, tak begitu denganku. Senyuman yang biasa menghiasi hari-hariku, hilang sekejap bagai tiupan topan yang menghantam kalbu.

Pagi itu, ku dapati tubuhnya dingin diam membisu, terbujur kaku di pembaringan terakhirnya. Hari itu adalah hari yang buruk bagiku. Aku tak percaya takdir memilihku untuk menjalani ujian ini. Jantung seolah berhenti berdetak, lidah kelu tak mampu berkata-kata.

Terbesit di pikiranku, ini mimpi yang sangat menakutkan. Cinta pertamaku telah tiada. Tak akan ada lagi pundak kokoh yang mengendong putri kecilnya. Canda tawanya tak akan lagi ku dengar. Pria gagah berani, kepala keluarga yang begitu dicintai. Tertegun sepi aku melepas kepergiannya, sajak berairmata kering merangkul jasadnya. Ketulusan cintanya tak akan lagi menemani hari-hari ku.

 Ingin ku gali gundukan merah di hari itu, aku menyapa kidung kerinduan dalam kalbu kehangatan pelukan kasih sayangnya. Kala itu, aku ingin terbang lalu menarik awan dan pergi bersamanya. Tak terpikir di benak ini Bapak pergi secepat itu, ketika aku yang belum menemukan jati diri sesungguhnya, masih memerlukan sosok Bapak yang menemaniku ketika aku akan daftar SMA, berdiskusi tentang jurusan apa yang aku inginkan kelak di bangku kuliah, melihatku mengenakan toga dan mendapatkan pekerjaan yang aku suka, hingga menjadi wali di hari pernikahanku yang bahagia.

Malam itu ternyata senyuman terakhirnya, senyum yang begitu semeringah, tak tampak tanda Bapak akan pergi untuk selamanya. Senin malam pukul 11.00 wib, kabar buruk itu tiba. Datang seorang warga yang mengabari kami jika ia menemukan Bapak tergeletak di pinggir jalan dekat rumah. Bada Isya, Bapak memang pamit untuk pergi bermain badminton bersama teman-temannya. Tidak ada firasat apa-apa. Seperti malam biasanya, Bapak melakukan olahraga kesukaannya.

Sepertinya Bapak ikhlas meninggalkan orang-orang yang ia cintai. Saat tangannya berpindah ke atas dada untuk hembusan nafas terakhir, Bapak tersenyum bahagia. Malam itu, mobil ambulans melaju kencang membawa jasadnya ke rumah sakit terdekat.

Bergegas para medis menghampiri mobil ambulans yang terparkir tepat di halaman rumah sakit, jasad Bapak yang kaku membisu segera dilarikan ke ruang IGD untuk mendapakan penanganan medis lebih lanjut. Pikiranku kacau, memikirkan bagaimana nasib kami jika Bapak meninggal. Aku menghampiri ibu yang terkulai tak berdaya, memeluk dan mencoba menguatkannya.

Tiba-tiba konsentrasiku buyar saat dokter berlahan berjalan keluar dari ruangan IGD, lalu mendekati kami yang sedang dirundung kesedihan. Ku coba menarik nafas panjang, menenangkan pikiran yang berkecamuk bagai benang kusut yang perlu dirapikan. Sepertinya dokter itu mengetahui bagaimana perasaanku kala itu, ia mulai berbicara dengan tenang, menyampaikan pesan yang harus kami dengar walau pahit menyayat hati.

Sebenarnya telinga ini tak sanggup mendengarnya, hati ini iba menerima kenyataan sesungguhnya. Bagai petir menyambar tiba-tiba, aku harus percaya bahwa Bapak telah tiada. Bapak pergi untuk selamanya, kembali menghadap Sang Pencipta. Allah lebih sayang Bapak, untuk itu Dia memanggil Bapak begitu cepat hingga tak sempat ia ucapkan selamat tinggal bahkan pamit kepada orang-orang tercinta. Aku yakin, Allah punya rencana besar dibalik ini semua. Bismillah, aku ikhlas mengantarkan Bapak ke pembaringan terakhir menghadap Sang Pencipta.

Malam kelabu, waktu yang begitu sendu. Berurai airmata aku merangkul jasadnya. Terpojok di sudut ruangan yang menyisakan rindu yang belum mampu terhapus dari memoriku. Ratapan merambat yang kini ku lihat hanya gelap. Mimpi-mimpi yang terukir, belum sempat kuceritakan padanya, mulai terkikis kenangan yang membisu. Lantunan ayat Al’quran, zikir dan do’a tak hentinya tercurahkan melepas kepergiannya.

Tulus nasehatnya akan ku kenang sepanjang waktu, begitu pula dengan dekapan hangat kasih sayangnya yang mampu meredam amarah-amarahku saat emosi menguasai diriku. Aku memang gadis kecil yang manja belum dewasa, bahkan baru meranjak remaja saat Bapak tinggalkan aku dengan hiruk pikuk dunia yang belum ku kenal sepenuhnya.

Sejak kepergian Bapak, aku menjadi gadis kecil yang kuat, tabah dan sabar dalam segala ujian yang menghadang. Selang sebulan kepergian Bapak, aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri dengan mengajar les anak-anak tetangga, walaupun masih duduk di bangku SMP namun tekadku kuat untuk membahagiakan Ibu tercinta.

Ketika beranjak ke bangku SMA, aku mengalahkan egoku dan memilih untuk tinggal bersama kakak sepupu di seberang kota yang jauh dari Ibu dan saudara-saudaraku, aku hanya ingin mengejar mimpi-mimpi yang ku ukir bersama Bapak dulu. Alhamdulillah, Allah kabulkan satu-persatu do’aku. Saat daftar kuliah, aku mendapatkan beasiswa penuh hingga selesai, kemudian ketika tamat  aku langsung mengajar di salah satu sekolah swasta di kota perantauanku.

Begitu indah skenario yang Allah tulis bagiku. Awalnya aku sempat berputus asa, mengira ini ujian yang begitu berat di dalam hidupku. Di kala itu aku lupa semua hanyalah pinjaman Allah semata, di dunia ini hanya sementara, sewaktu-waktu akan Allah ambil seketika. Tidak akan bertanya kesiapan hambaNya. Semua kebahagiaan bahkan bisa hilang sekejab mata atas izin Allah semata.

Dalam (QS. Al-Baqarah: 216) yang artinya “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

                        -Selesai-


 

 


Selasa, 04 Juli 2023

FULL MOM VS WORKER MOM


Sebenarnya, ibu rumah tangga atau pun ibu bekerja, keduanya sama-sama luar biasa, sosak perempuan yang sama-sama memiliki segudang kebaikan dan kesibukan dalam dirinya. 

    Setelah menikah, sebagian perempuan ada yang memutuskan fokus mengurus rumah tangga, suami dan anak-anaknya. Namun, ada pula perempuan yang tetap dan harus bekerja. Entah apa pun alasannya, keduanya pasti dipilih karena suatu alasan. 

    Beberapa pemikiran akan bertanya-tanya, kira-kira mana yang lebih mudah ?

Bercerita sedikit tentang sebuah fakta yang menarik yaitu bagi beberapa perempuan yang sudah menikah dan ia memutuskan untuk tetap bekerja setelah menjadi ibu merupakan suatu pilihan yang harus tetap dihargai. Tidak harus ada pendapat yang mengatakan "Kenapa  sih dia tetap kerja, padahal kasian anaknya dijaga sama baby sister atau dititp di Daycare". 

Padahal nyatanya sebagian dari mereka merasakan pekerjaan yang dilakukan sekarang merupakan suatu kebutuhan, yang MAU TIDAK MAU mereka harus bekerja. Disisi lain bekerja di luar merupakan suatu  hiburan tersendiri baginya Mungkin saja dengan  bekerja, ia merasa lebih senang, meluang hobi bahkan bisa bertemu dengan teman-teman yang  menyenangkan.

Hal di atas mengingatkanku untuk bercerita tentang diri ini, setelah menikah aku memutuskan untuk resign dari pekerjaan sebagai seorang guru di salah satu sekolah swasta. Entah mengapa keputusan itu sangat kuat tumbuh di hati ini. Tekad dan keyakinanku untuk terus berkembang tanpa harus bekerja di luar semakin yakin dengan dukungan suami dan keluarga tercinta. 


Tahun pertama pernikahan, saat mengandung sang buah hati. Ombak kecil mulai datang merik-riak dan menggelitik hatiku, rasa jenuh, bosan dan hampa menggoda diri. Rutinitas di rumah setiap hari mulai membuat ruang kosong yang membelenggu. Di saat pandemi Covid-19 juga menerpa bumi ini. Tak bisa ke mana-mana tentunya. Ingin jalan-jalan bahkan tempat rekreasi dan warung makan pun tak buka. Uhhh... Jenuh rasanya. Namun  aku mencoba untuk tetap berpikir positif, melewati ujian ini dengan tenang hingga persalinan pun tiba, alhamdulillah anak kami tercinta lahir ke dunia. Syam Muttaqi namanya.


Nama yang indah penuh makna. Tahun kedua aku sangat bahagia, kini aku fokus mengurus buah hati tercinta. Pandemi masih terus melanda. Kami pun tidak merayakan apa-apa karena pembatasan ruang yang harus selalu dijaga. Namun, aku tetap bahagia, walaupun jarang ketemu orang-orang di luar sana dan di saat bumi tidak baik - baik saja, Allah hadirkan buah hati yang sangat menenangkan jiwa.


Tahun-tahun ketika hingga pernikahan kami memasuki usia 4 tahun, rasa jenuh pada rutinitas mengurus rumah tangga mulai mengusik hati yang lemah  akan godaan-godaan nafsu belaka. Sang buah hati memasuki fase toddler age, di mana fase tersebut anak memasuki rentang usia 12-36 bulan, ditambah lagi masa-masa itu merupakan masa golden age yaitu masa kecerdasan dan perkembangan anak. Pada saat itu sangat diperlukan waktu dan tenaga yang extra untuk mendidik, membimbing dan menyayanginya sepenuh hati dan jiwa.

Diselingi rasa jenuh yang kadang datang silih berganti, aku memutuskan untuk fokus membuka dan mengelola Bimbingan Belajar di rumah yang aku beri nama "Sang Juara" Kelas Bimbel yang aku rintis sejak tahun 2012. Alhamdulillah.. lambat laun Allah hadirkan orang-orang positif di sekelilingku.

Setelah melawan rasa jenuh dan bosan yang kadang datang menghantui, kini aku sudah punya obat sekaligus penawarnya. Alhamdulillah, Allah hadirkan pasangan hidup yang begitu sabar dan menyayangiku. Dia yang selalu mendukung setiap hobi atau pun kesenanganku. 

Tips yang aku lakukan ketika sedang jenuh menghadapi rutinas sebagai Full Mom adalah :

1. Lakukan hobi atau kesenangan yang membuatmu enjoy dan bahagia.

    Ketika kebosanan melanda diriku, aku selalu meluangkan waktuku untuk menulis, entah itu menulis puisi, diary atau pun lainnya. Aku pun juga bersyukur, di saat pandemi melanda bumi ini, Allah menghadirkan orang-orang kreatif yang banyak membuka kelas design dan digital ilustrasi secara berbayar atau pun gratis. Di saat pandemi juga kecintaanku menggambar sejak kecil muncul kembali walau pun tidak begitu cinta - secinta aku dengan menulis dan pasanganku. Etsss.. The fisrt only love Allah of course. hehee....


2. Ajak pasangan jalan - jalan atau family time

    Menghabiskan waktu bersama pasangan dan orang-orang tercinta dapat melepaskan kortisol, yaitu hormon penyebab stress. Jika tidak diturunkan maka hormon tersebut akan melonjak tinggi hingga timbul baby blues yang biasa menyerang ibu-ibu muda setelah melahirkan apalagi di tambah ia seorang full mom. Jadi sering - seringlah mengajak paksu jalan - jalan ya mom walau pun hanya makan pentol kuah. hehehe....


3. Bermain dengan Buah Hati

    Biasanya hal yang aku lakukan adalah membuat DIY atau mainan sederhana dengan ananda tercinta. Manfaatnya banyak sekali loh, terutama menambah kedekatan secara naluri dan batin dengan Sang Buah Hati.


4. Me Time atau Friend Time 

    Hal tersebut bisa dilakukan sendirian atau bersama sahabat kalian. Tentunya lakukan hal - hal positif dengan circle yang bisa mendukung dan membuat momy bahagia dan senang. Pilihlah circle yang positif, bisa membantu tumbuh dan kembang kita untuk bersama-sama menjadi orang yang lebih baik.


    Mungkin masih banyak tips lain yang bisa dibagikan di sini.  Boleh komentar di kolom di bawah ini yaaa... See you on next story. 

Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh......

Senin, 05 Juni 2023

MENYUSUR GORONG – GORONG LITERASI

 

Guru merupakan seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Guru juga mengabdikan diri untuk negeri agar peserta didik memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya, tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, namun juga pendidikan non formal. Oleh karena itu guru merupakan sosok yang diteladani.

Selain itu, guru berperan sangat penting dalam kemajuan pendidikan di Indonesia, sebab guru merupakan bagian dari proses menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas secara ahlak maupun intelektualnya. Guru juga diharapkan memiliki keterampilan di salah satu bidang literasi, yang mana kita ketahui bersama bahwa guru merupakan motor pengerakan literasi sekolah. Contohnya seperti kemampuan menulis seorang guru berpengaruh terhadap keinginan siswa dalam berliterasi. Sehingga guru dapat dikatakan sebagai motor penggerak berjalannya literasi sekolah. Guru diharapkan mampu menciptakan karya literasi dengan tujuan agar mampu membimbing siswa berliterasi.

Kita ketahui bersama, literasi tidak dapat terpisahkan dari pendidikan kita. Seorang tenaga pendidik yaitu guru merupakan sosok yang diharapkan bisa menjadi motivator pendidikan bagi kemajuan literasi di negeri ini. Peran guru dalam kemajuan literasi sekolah adalah guru harus mampu membaca dan menulis. Melalui karya guru yang dituangkan dalam sebuah tulisan, siswa dapat belajar secara nyata dan meneladani langsung literasi guru mereka. Begitu pula tulisan guru-guru dapat bervariasi baik fiksi maupun non fiksi.

Namun impian terbesar yang diharapkan agar semua guru di negeri ini dapat menjadi motor penggerak literasi sekolah, hanyalah sebuah pengharapan yang masih jauh dari kenyataan. Tidak semua guru memiliki motivasi yang tinggi untuk berkarya dalam bidang literasi, terutama dengan tujuan memajukan literasi sekolah dan meningkatkan gairah literasi bagi peserta didiknya. Hal tersebut merupakan PR besar bagi kita semua. Bagi penggiat dan fasilitator literasi, saya sangat peduli akan hal itu. Mengingat kembali tujuan gerakan literasi sekolah yaitu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Bagi sebagian guru mungkin berpikir bahwa literasi bukanlah hal yang dapat memberikan pengaruh yang besar bagi penunjang profesi mereka, namun secara tidak sadar, literasi dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan terutama memperluas wawasan dan pengetahuan mereka, membantu berpikir kritis dalam mengambil keputusan, membuat otak bekerja lebih optimal, dan mengasah kemampuan dalam menangkap dan memahami informasi dari bacaan. Sebagian dari mereka yang belum paham sepenuhnya akan literasi menganggap bahwa literasi merupakan hal yang membosankan, padahal apabila seseorang yang menulis beberapa kalimat di sosial media miliknya dengan upaya menyampaikan informasi kepada orang lain merupakan kegiatan literasi sederhana yang tidak lepas dari kebiasaan sehari – hari.

Dalam kondisi ini, dapat kita bandingkan secara sederhana guru yang tidak ingin meningkatkan kemampuan literasi dalam pribadinya, secara tidak langsung akan menolak dengan beberapa alasan. Secara tidak sadar, alam bawah sadarnya akan menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan literasi, padahal literasi merupakan hal yang sangat dekat seorang pendidik. Tidak bisa dipungkiri, seorang pendidik harus bisa menyampaikan informasi dan wawasan yang ia miliki kepada peserta didiknya, artinya diperlukan wawasan yang luas agar peserta didik dapat memahami dan mencerna informasi yang disampaikan oleh guru mereka. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar tentang literasi, manfaat literasi dan tujuan berliterasi.

Siswa yang dididik, diajar dan dibimbing dengan guru literasi akan berbeda dengan siswa yang dididik dengan guru yang tidak kenal literasi. Guru literasi akan menularkan semangat literasinya kepada peserta didik, begitu pula keterampilan dan kemampuan literasinya akan membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya. Peserta didik akan dikenalkan dengan proses cinta literasi seperti, mereka akan berani berfikir kritis, bersemangat memperluas wawasan dengan rajin membaca dan mengakses pengetahuan dari berbagai sumber, sigap dalam mengambil keputusan, otak mereka akan bekerja lebih optimal, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menangkap dan memahami informasi dari bacaan.

Begitu indah dunia pendidikan Indonesia, apabila setiap guru mempunyai semangat literasi dalam diri mereka. Semangat yang ditularkan kepada peserta didik akan meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Bercermin pada kebiasaan bangsa Indonesia yang jauh dari kecintaan membaca, sehingga untuk meningkatkan keterampilan menulis bangsa kita juga memerlukan power yang utuh agar apa yang menjadi sebuah harapan tercapai. Mungkin kita mengenal karakter bangsa ini, salah satunya adalah jika ada rewards atau hadiah, baru lah mereka berbondong – bondong untuk mengikutinya. Salah satu contoh sederhana yang bisa kita lihat secara nyata adalah berbagai lomba di hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang diadakan setiap tahunnya.

Beranekaragam latar belakang panitia mengadakan berbagai macam perlombaan yang menarik perhatian masyarakat, seperti panjat pinang, balap karung, bola dangdut dan banyak lagi jenis perlombaan yang diadakan oleh panitia menyelenggara. Dari kondisi ini, kita dapat merenungkan satu hal yang mengelitik hati. Walaupun dengan beberapa resiko dari perlombaan yang ada namun antusias masyarakat untuk ikut serta luar biasa. Melihat hal tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwasannya motivasi masyarakat bangsa kita perlu disuntik dengan sesuatu yang menyenangkan bagi mereka.

Terkait penjabaran di atas, artinya di kalangan pendidik seperti guru dan kepala sekolah mungkin memiliki presepsi yang sama. Mungkin tidak semua dari mereka, namun sebagian dari karakter bangsa ini bisa kita jadikan renungan sesaat. Contoh lainnya, tidak melihat jauh – jauh, seperti peserta didik kita juga akan merasa bahagia apabila guru mereka memberikan hadiah istimewa atas capaian prestasi tertentu. Terdengar klise dan lucu memang. Namun inilah suatu strategi pembelajaran yang mungkin harus kita coba ke depannya.

Begitu banyak pelatihan baik secara online dan offline yang menjamur demi meningkatkan keterampilan dan kemampuan seseorang baik berbayar maupun gratis. Dalam konteks ini pelatihan meningkatkan kemampuan berliterasi, namun kembali lagi kepada motivasi masing – masing, banyak dari kalangan guru dan kepala sekolah yang sudah jelas terpilih mengikuti program literasi mundur ribuan langkah dari kegiatan yang sangat membantu meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka sebagai motor penggerak literasi sekolah. Nyatanya realita tidak semanis ekpektasi. Upaya dan usaha untuk mendorong mereka berpartisipasi dalam program pembudayaan literasi terus dilakukan seperti membangun bonding antar peserta pelatihan, memotivasi peserta untuk aktif dalam pelatihan dan lain sebagainya, bahkan memberikan rewards sederhana kepada peserta yang aktif dalam pelatihan. Begitulah usaha namun hasil kita serahkan pada Tuhan yang Maha Kuasa.

Segala keputusan dari peserta pelatihan, apakah mereka bersedia aktif ataupun tidak berkenan berpartisipasi dalam pelatihan ini kita kembalikan lagi kepada mereka. Selaku penggiat dan fasilitator literasi ingin melihat dari sudut pandang yang berbeda, terutama tugas yang begitu berat diemban oleh seorang guru dan kepala sekolah, seperti setumpuk administrasi yang harus diselesaikan, lembar penilaian siswa yang menunggu setiap saat, rencana pembelajaran yang harus disiapkan setiap hari, dan masih banyak lagi tugas – tugas yang sangat luar biasa harus dituntaskan dengan waktu sebaik-baiknya.

Terkadang situasi ini menyebabkan seorang guru dan kepala sekolah dilema. Mereka harus membagi kerja dan tugas, mana yang harus diutamakan dan diselesaikan terlebih dahulu. Sebagian guru yang memiliki mental baja dapat mengatasi kendala atau masalah ini. Namun sebagian guru lainnya memilih mundur dan mencari kursi aman agar tidak terlalu banyak beban yang menumpuk dalam pikiran. Mental mudah menyerah tersebutlah yang menjadi PR bagi kita semua. Harus ada upaya yang kuat agar mental ini tidak ditiru pada peserta didik kita, karena seorang guru merupakan sosok yang di gugu dan ditiru. Generasi muda harus mampu dan berani melawan tantangan yang lebih besar nantinya.

Nyatanya yang terjadi, kebiasaan – kebiasan yang tampak sederhana seperti peserta pelatihan program literasi tidak memberikan konfirmasi keikutsertaan secara aktif di pelatihan daring akan memberikan dambak negatif terhadap prilaku mereka sendiri. Hal tersebut mungkin akan terjadi pula pada peserta didik yang mereka bimbing di sekolah, sehingga menjadi suatu hal yang sudah biasa saja dan wajar dilakukan, padahal tujuan dari literasi adalah menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas secara ahlak maupun intelektualnya.

Potret ini mengajarkan suatu hal bahwa, perlunya dorongan kuat dari luar yang bisa membantu proses pelatihan ini agar terlaksana sesuai yang diinginkan. Pemerintah setempat dan panitia penyelenggara program literasi diharapkan dapat memberikan dorongan sepenuhnya terhadap pelatihan ini. Tidak hanya berupa penyuluhan, namun fasilitas atau rewards yang dapat memotivasi guru dan kepala sekolah seperti penghargaan duta sekolah literasi dengan kriteria tertentu atau hadiah bagi penulis terbaik, merupakan salah satu upaya pemerintah setempat dan panitia penyelenggara meningkatkan semangat seluruh peserta agar turut aktif mengikuti rangkaian pelatihan program literasi hingga selesai.

Strategi yang digunakan di atas juga dapat membantu guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pemberdayaan literasi di sekolah – sekolah. Dengan adanya duta literasi sekolah dan hadiah penulis terbaik, diharapkan dapat lebih semangat berperan secara aktif sebagai motor penggerak literasi sekolah. Peserta didik juga dapat dilibatkan dalam setiap kegiatan literasi, sehingga segala bentuk penyuluhan, pelatihan dapat terlaksana secara merata dan maksimal. Apalagi berkontribusi bersama dengan FIM daerah dan pemerintah setempat. Sehingga apabila terdapat karya guru atau siswa yang sudah dibukukan, pemerintah setempat menyediakan wadah promosi terhadap karya tersebut dengan cara membuka stand – stand pada acara pameran besar daerah. Dengan demikian motivasi dari guru, kepala sekolah dan siswa menjadi meningkat.

Sebagai seorang fasilitator literasi, tantangan yang dihadapi ketika membersamai guru-guru dan kepala sekolah dengan latar belakang yang berbeda adalah berusaha memahami penolakan yang beranekaragam dan tetap tersenyum menerima satu persatu karya peserta pelatihan program literasi yang rata – rata isinya terlihat sama dengan permasalahan yang ada. Lirih hati melihat kondisi ini, nyatanya peserta didik pun akan meniru karakter dari guru mereka. Maka jangan salahkan mereka sepenuhnya. Lalu siapa yang salah? Bukan saatnya saling menyalahkan, mari kita benahi dan perbaiki diri bersama.

 Kondisi tersebut menjadikan sesuatu pembelajaran yang begitu berharga. Bercermin kepada potret pendidikan yang mana dulunya hanya diketahui lewat bacaan dan melihat sekitar, kini dapat lansung merasakannya. Dunia pendidikan kita masih jauh dari kata sempurna, begitu banyak PR yang perlu dibenahi, perubahan pada keputusan dan kurikulum menggambarkan sistem pendidkan kita belum sepenuhnya kuat. Karakter bangsa kita yang bisa dikatakan plin – plan dapat mewakili kondisi ini. Sedikit menggelitik hati, nyatanya bangsa kita seperti sudah melekat pada karakter acuh tak acuh yang sebenarnya berlahan membunuh ide dan gagasan cemerlang generasi ini. Cara kreatif mereka memandang dari sudut pandang yang berbeda telah dimatikan dengan segudang penolakan dan alasan yang membudaki mereka secara berlahan.

Hal sederhana yang saya pelajari selaku fasilitator literasi tahun ini adalah optimis dalam meningkatkan literasi di negeri, walau sulit setidaknya berani melihat dari sudut pandang yang berbeda, lakukan perubahan kecil walau masih sederhana. Karena orang yang beruntung adalah ia yang berhasil mengalahkan rasa malas dan berjuang lebih baik dari hari kemarin. Salam Literasi.

Kamis, 22 Februari 2018

Mendidik Kids Jaman Now melalui Qur’an dan Hadist Untuk Mewujudkan Generasi Qur’ani


Keselarasan Visi dan Misi Orang tua Peserta Didik dengan Guru JSIT Dalam Mendidik Kids Jaman Now melalui Qur’an dan Hadist Untuk Mewujudkan Generasi Qur’ani

Arus globalisasi saat ini telah menginfeksi seluruh umat manusia di dunia. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sejalan dengan kesiapan dan kebijaksanaan umat manusia dalam menghadapi era globalisasi saat ini, terutama pada anak muda generasi masa kini yang disebut ‘kids jaman now’. Ketika usia anak menginjak usia enam sampai pubertas, salah satu ahli psikososial bernama Erikson mengatakan bahwa anak usia tersebut mulai rentan dihantam virus hedonis atau generasi yang gemar memberitakan kepada khalayak apa yang sedang mereka alami, rasakan, dan perbuat. Terlihat mereka mulai suka mengunggah aktifitasya di youtobe, instagram, twitter, vloger, dsb, seolah-olah mencoba peruntungannya menjajal eksistensi  di dunia maya.
Problematika publik saat ini sedang merasakan riuhnya pembahasan mengenai ‘kids jaman now’. Like, follow, subscribe, endorse adalah salah satu hal yang dikaitkan dengan aktifitas mereka agar mendapatkan banyak sorotan dari publik, bahkan ada yang ingin meraup keuntungan berupa puing-puing rupiah melalui eksistensi dari apa yang mereka buat. Bahkan ada yang melanggar hukum syara’ dari postingan- postingan yang mereka upload di media sosial. Mulai dari vlog bersama pacar, selfie dan wefie mengikuti budaya barat dalam rangka aktualiasasi diri, bahkan ada yang memamerkan adegan yang tidak sesuai syariat islam hanya demi eksistensi diri.
Mengapa kids jaman now haus akan eksistensi diri? Ada beberapa faktor yang mendorong sang anak berprilaku demikian, yakni: (1) kurang perhatian dari orang tua dan sekitar; (2) terpapar gadget; (3) menyalurkan hobi dan mencari uang saku. Pertanyaan di atas menjadi salah satu PR bagi orang tua di rumah maupun guru di sekolah islam, bagaimana mendidik generasi muda yang berkarakter qurani bukan generasi yang haus akan eksistensi diri. Perkembangan zaman akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang pesat saat ini, mengharuskan para orang tua di rumah maupun guru di sekolah islam harus siap siaga menghadapi perubahan pola tingkah laku anak-anak yang terpapar virus kekinian, sehingga mereka tidak salah arah dan tumbuh menjadi generasi zaman sekarang, atau yang dikenal dengan sebutan ‘kids jaman now’.
Peran orang tua sangatlah besar dalam hal ini, yaitu mengenalkan anak tentang tauhid (konsep ketuhanan) sejak dini, mendidik anak tentang kewajiban shalat, puasa dan mempelajari al-quran dan hadist, mengajarkan ahlak mulia seperti berprilaku sopan dan berbakti kepada orang tua, serta mengajarkan cara pergaulan dan adab-adab yang baik dan sesuai syariat agama. Mengenalkan dan mendidik anak dengan pendidikan islam sejak dini merupakan jurus ampuh yang dapat ditembuh para orang tua demi membangun generasi qur’ani. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW berkata ‘’Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku. ‘’Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.’’ (HR.Muslim)
Disinilah peran guru-guru di sekolah JSIT menselaraskan visi dan misi orang tua peserta didik untuk membangun genarasi qur’ani. Dalam hal ini, para guru dapat dengan mudah mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik yang berorientasikan pada pengajaran Al’quran dan hadist melalui ibadah yang maksimal seperti hapalan al’quran yang banyak,  tilawah qur’an yang terarah, amalan sunnah yang diperbanyak, serta torehan prestasi yang membanggakan dan bermanfaat bagi orang banyak, sehingga karakter qur’ani yang ditanamakan oleh orang tua di rumah dapat tercapai secara optimal oleh peran guru-guru di sekolah JSIT. Merujuk pada hal tersebut, Allah SWT berfirman yang artinya ‘’Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertawakallah kepadaKu hai orang-orang yang berakal’’ (2:197)
 Pada dasarnya, siswa SD merupakan usia yang berada pada rentangan usia dini, dimana usia ini merupakan fase perkembangan anak yang pendek namun merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi kepribadian anak ketika menginjak usia dewasa, yaitu orang tua yang melahirkannya serta lingkungan yang membesarkannya. Oleh karena itu, sangatlah penting keselarasan visi dan misi antara orang tua dan guru di sekolah dalam mendidik peserta didik demi mewujdukan generasi qur’ani. Dalam sebuah hadist mengatakan ‘’Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau (memilili karakter) majusi” – (HR.Muslim)
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita artikan bahwa menyelaraskan visi dan misi antara orang tua dan guru di sekolah dalam mendidik peserta didik demi mewujudkan generasi qur’ani sangatlah penting. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkannya, antara lain:
1.      Ajarkan mereka “Mengapa Mencintai Al Quran”
Luangkan waktu bersama mereka untuk membaca dan menjelaskan arti dari surah- surah dalam Al Quran yang sedang mereka hafal. Dengan mecintai dan memahami artinya, hal tersebut akan menumbuhkan rasa kecintaan di dalam hati mereka.

2.      Ajarkan mereka “Menghormati Al Quran”
Tanamankan kebiasaan yang baik sejak dini, yaitu mereka sudah terbiasa memegang Al Quran dengan penuh hormat, meletakkannya lebih tinggi dari buku atau barang yang lain.
Membaca Al Quran dengan penuh kekhusyukan, adab yang baik dalam beinteraksi dengan Al Quran.

3.      Ajarkan Al Quran Sejak Dini
Biasakan telinga mereka dengan murotal ayat-ayat Al Quran, dengan kebiasaan mendengar Al Quran sejak dini, maka mereka akan mulai untuk membaca dan menghafal Al Quran sejak dini. Mereka akan tumbuh dengan Al Quran sejak dini.

4.      Ajarkan Mereka Dengan Penuh Cinta
Hendaklah kenalkan Al Quran dengan mereka dengan penuh kesabaran dan cinta. Hindari kesalahan untuk menghukum mereka karena tidak menghafal sesuai target hafalan, atau karena mereka salah dalam membaca Al Quran. Berilah penghargaan atau ucapan selamat berupa hadiah kecil yang dapat memotivasi mereka untuk belajar dan menghafal Al Quran. Agar mereka tetap istiqamah dalam membaca dan mengamalkan Al Quran.

5.      Ajarkan Mereka dengan “Cara Mereka”
Berbagai metode dapat dilakukan orang tua dalam mengajarkan Al Quran kepada anak-anak mereka. Namun, hal terpenting yang dapat dilakukan adalah cobalah untuk menyesuaikan cara mengajar dengan metode belajar mereka, agar mereka lebih senang dan termotivasi untuk terus belajar Al Quran.

6.      Berdoa
Jangan lupa untuk terus mendo’akan putra dan putri kita agar dapat menjadi hafidz dan hafidzah penghafal Al Quran yang merupakan panduan hidup umat islam.






Senin, 02 Maret 2015

Just tell my story ^0^

       Senangnya mengikuti tes seleksi peserta FIM dan ATI, Minggu 1 Maret 2015 di gedung perpustakaan daerah lantai 3 kemarin, bertemu teman baru, ilmu dan pengalaman baru bersama teman-teman yang menyukai hobby sama yaitu menulis, sharring bersama dengan berbagai pengalaman mengikuti lomba menulis hingga teman yang pandai membuat comic.. wooow, it's amazing. Right???
Ketika moments yang menyenangkan itu rasanya tidak ingin berakhir, berkenalan dengan Eka, Juju, Maya, dan banyak sekali teman yang ramah, so friendly  they are. Dengan kekocakan yang Agus lakukan, apa ada nya dia hingga membuat seisi ruangan mengema dengan suara tawa yang tidak henti-hentinya.
       Mendapat harta yang banyak patutnya tidak sebanding kebahagiaannya apabila dibandingkan dengan kita mendapatkan teman dan keluarga baru yang menyenagkan. Dimana kita bisa belajar berbagai macam latar belakang kehidupan yang berbeda. Hemm, namun sayangnya, aku belum sempat berkenalan dengan banyak teman dari barisan cowok, hehehe.. bukan kah banyak teman banyak rezeki'' dengan demikian, kita bisa mendapatkan banyak manfaat jika kita mempunyai banyak teman disekeliling kita. 
       Manfaat lain adalah, akhirnya aku mendapatkan semangat lagi untuk membentuk Speaking English club yang sempat terkubur, karena alasan-alasan banyak hal. Eka, salah satu teman baru ku, bersemangat sekali ingin bergabung. Ada juga Maya, semangat nya ingin belajar membuatku berpikir ''why don't you do the action''? '' why are you always wating for someone to begin?'' 
So, it's enough. Okay.. 
          Sebagaimana yang dikatakan Hasan Al-Basti ''The world is three days : As for yesterday it has vanished, along with all that was in it. As for tomorrow you may see it. As for today it is yours''


Rabu, 25 Februari 2015

Lomba Menulis Francophonie 2015





Tenggat: 1 Maret 2015


Terbuka untuk mahasiswa, siswa IFI dan Alliance Française di Indonesia dan di Timor-Leste

Menangkan hadiah jalan-jalan ke Prancis!


Tema lomba:
Tema Lomba Menulis Francophonie 2015 adalah « iklim ».


Berikut ini adalah sepuluh kata yang dipilih untuk meramaikan Pekan Bahasa Prancis dan Francophonie tahun ini:

amalgame, bravo, cibler, grigri, inuit, kermesse, kitsch, sérendipité, wiki, zénitude



Peraturan lomba:

Buatlah sebuah tulisan dalam bahasa Prancis yang memuat 10 kata di atas. Setiap kata tersebut harus ditebalkan atau diberi garis bawah.

Tulisan tersebut bertema iklim: pembangunan berjangka panjang, perubahan iklim, efek gas rumah kaca, penebangan hutan, dlsb.

Panjang teks antara 250 s.d. 300 kata (Times New Roman, ukuran huruf 12, spasi 1,5) dan diberi judul.

Ragam tulisan bebas: cerita pendek, esai, artikel, puisi dalam berbagai genre (fantasi, autobiografi, detektif, komedi, drama, dll.)

Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirim satu tulisan.

Kirimkan tulisan kalian beserta formulir pendaftaran yang sudah diisi sebelum tanggal 1 Maret 2015.



Pendaftaran:

Tulisan dapat dikirim via:

-    Pos ke alamat:
Concours des étudiants-Francophonie 2015
Melle Anne Mavier
Institut français d’Indonésie
Jalan M.H. Thamrin No. 20, Jakarta

-    Email (dalam format .doc, .docx atau pdf):
francophonie2015@ifi-id.com

-    Atau kalian dapat mengantar langsung tulisan kalian ke Sekretariat Kursus IFI (Jl. M.H. Thamrin No. 20, Jakarta) hari Senin s.d. Jumat dari pukul 09.00 – 12.00 dan 14.00 – 17.00.

Senin, 23 Februari 2015

JomLo itu prinsip bukan nasib ? Menurut Loee

Tuhan, terima kasih atas keindahan dalam kesendirian hidupku selama ini. Dan di senja ini aku mohon agar Kau.......

Temukan aku dengan belahan jiwa ku yang baik yang sedang Kau simpan bagiku itu.
Sandingkan kami dalam pernikahan yang penuh cinta dan kesetiaan yang sejahtera dan panjang umur.

Seberapa  tulus seseorang mencintaimu akan kamu ketahui saat dia melihat keadaan dirimu saat kondisi terburukmu.

Seseorang yang tulus mencintaimu tak akan meninggalkanmu karena kekurangan yang ada pada dirimu, karena baginya adalah ladang ibadah menuntunmu ke arah yang lebih baik. Bukan membiarkanmu terpelosok dalam lumpur dosa bahkan jurang hina.

Baginya, kebahagiaanmu adalah kebahagiaannya,
Kebaikanmu adalah kebaikannya, dan
keterpurukanmu adalah cobaan kesabaran yang dilewati bersama, serta menorehkan lembaran berharga bersamamu adalah impiannya.

Subhanallah.. semoga kita di karuniai pendamping yang soleh dan solehah. Amin ...^-^